Selasa, 17 April 2012

Realize



Sometimes, all things that we dream are not better than one thing that our parents dream.


Saat kita memimpikan banyak hal, maka akan muncullah keinginan untuk mewujudkannya. Mewujudkan satu mimpi bukanlah suatu hal yang mudah, setiap usaha untuk mewujudkan mimipi pasti membutuhkan pengorbanan, entah itu pengorbanan yang ringan ataupun berat.

I have many dreams, how about you all guys? I think all of you have many dreams too. I wanna be a notaries, bukan tanpa alasan saya ingin sekali menjadi notaris, saya sangat suka mengajukan pendapat tapi terkadang tidak berani untuk mengungkapkannya di depan umum, lama-lama mulai tertariklah pada hukum. But, I don’t know why, until now, I still afraid to tell my opinion in front of my class.

Awalnya menceritakan hal itu kepada bapak, dia sangat mendukung, bahkan dia yang banyak bercerita tentang notaris kepada saya. Namun semakin lama, saya semakin sadar bahwa kuliah di jurusan hukum tidak menjamin kehidupan saya di masa depan, do you why I think like that? Pertama, karena bapak pernah bilang, “Kamu yakin mau kuliah hukum? Kalo emang yakin dari sekarang bulletin tekatnya, jangan setengah-setengah, harus bener-bener sekolahnya. Kamu itu anak pertama, bapak ini udah tua, lagi bentar juga pension, kalo bukan kamu yang bapak harepin, siapa lagi yang bisa bantu bapak biayain sekolah adek-adekmu. Jangan nyari kuliah yang ndak punya peluang kerja, hukum itu bagus tapi peluang kerjanya gimana? Bapak juga kurang tahu. Jadi pilih yang bener kuliah apa yang peluang kerjanya banyak, jangan asal milih jurusan”. Do you what I feel when I heard he say that? Saya sangat-sangat down, takut bakalan ngecewain orang tua, takut kalo ntar jurusan yang saya pilih itu malah bukan membawa saya ke pekerjaan yang layak.

Hal yang makin buat saya down waktu Tanjung bilang gini, “Cuk, jadi mau nyari hukum? Jangan dah. Bukan jek gimana ya? Sekarang itu banyak orang hukum yang jadi pengangguran.” Kata-kata ini sudah cukup menyakinkan saya kalo saya salah pilih jurusan hukum, dan harus berpindah ke jurusan yang lain, saya sadar mimpi saya mungkin bukan mimpi yang terbaik untuk kehidupan saya kelak. Dan mantaplah saya berniat pindah jurusan saat Ibu berkata, “Dek, kamu itu lagi bentar kelas 3, mau nyari kuliah dimana? Coba-coba dulu ya nyari STPN atau STIS supaya gampang nyari kerja, kan soalnya ikatan dinas. Kalo misalnya ndak lulus baru nyari universitas negeri aja, jangan dah dulu coba hukum, soalnya susah nyari kerjanya. Cari yang peluang kerjanya banyak, biar bisa apa kamu bantu ibu sama bapak sekolahin adek-adekmu, kita sama-sama berusaha buat biayain 2 anak kocet itu. Ibu bebasin kamu milih jurusan apa aja, asalnya kamu jangan nyalah gunain kesempatan yang ibu kasi, pilih jurusan yang terbaik menurut kamu, yang kalo lulus bisa langsung dapet kerja. Kalo menurut ibu sih, farmasi bagus dek.” And now, I realize that all things that I dream is not always give good effects for my life. I must be knew that my parents dream is always the best for my future.

So, I just wanna say to you all guys, Always believe that your parents choose for you is the best for you, because they always think about the weakness or the goodness of it.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar