Sometimes, all things that we dream are not better than one thing that
our parents dream.
Saat kita memimpikan banyak hal, maka akan muncullah keinginan untuk
mewujudkannya. Mewujudkan satu mimpi bukanlah suatu hal yang mudah, setiap
usaha untuk mewujudkan mimipi pasti membutuhkan pengorbanan, entah itu
pengorbanan yang ringan ataupun berat.
I have many dreams, how about you all guys? I think all of you have many
dreams too. I wanna be a notaries, bukan tanpa alasan saya ingin sekali menjadi
notaris, saya sangat suka mengajukan pendapat tapi terkadang tidak berani untuk
mengungkapkannya di depan umum, lama-lama mulai tertariklah pada hukum. But, I
don’t know why, until now, I still afraid to tell my opinion in front of my
class.
Awalnya menceritakan hal itu kepada bapak, dia sangat mendukung, bahkan
dia yang banyak bercerita tentang notaris kepada saya. Namun semakin lama, saya
semakin sadar bahwa kuliah di jurusan hukum tidak menjamin kehidupan saya di
masa depan, do you why I think like that? Pertama, karena bapak pernah bilang,
“Kamu yakin mau kuliah hukum? Kalo emang yakin dari sekarang bulletin tekatnya,
jangan setengah-setengah, harus bener-bener sekolahnya. Kamu itu anak pertama,
bapak ini udah tua, lagi bentar juga pension, kalo bukan kamu yang bapak
harepin, siapa lagi yang bisa bantu bapak biayain sekolah adek-adekmu. Jangan
nyari kuliah yang ndak punya peluang kerja, hukum itu bagus tapi peluang
kerjanya gimana? Bapak juga kurang tahu. Jadi pilih yang bener kuliah apa yang
peluang kerjanya banyak, jangan asal milih jurusan”.
Do you what I feel when I heard he say that? Saya sangat-sangat down, takut bakalan
ngecewain orang tua, takut kalo ntar jurusan yang saya pilih itu malah bukan
membawa saya ke pekerjaan yang layak.
Hal yang makin buat saya down waktu Tanjung bilang gini, “Cuk, jadi mau
nyari hukum? Jangan dah. Bukan jek gimana ya? Sekarang itu banyak orang hukum
yang jadi pengangguran.” Kata-kata ini sudah cukup menyakinkan saya kalo saya
salah pilih jurusan hukum, dan harus berpindah ke jurusan yang lain, saya sadar
mimpi saya mungkin bukan mimpi yang terbaik untuk kehidupan saya kelak. Dan mantaplah
saya berniat pindah jurusan saat Ibu berkata, “Dek, kamu itu lagi bentar kelas
3, mau nyari kuliah dimana? Coba-coba dulu ya nyari STPN atau STIS supaya
gampang nyari kerja, kan soalnya ikatan dinas. Kalo misalnya ndak lulus baru
nyari universitas negeri aja, jangan dah dulu coba hukum, soalnya susah nyari
kerjanya. Cari yang peluang kerjanya banyak, biar bisa apa kamu bantu ibu sama
bapak sekolahin adek-adekmu, kita sama-sama berusaha buat biayain 2 anak kocet
itu. Ibu bebasin kamu milih jurusan apa aja, asalnya kamu jangan nyalah gunain
kesempatan yang ibu kasi, pilih jurusan yang terbaik menurut kamu, yang kalo
lulus bisa langsung dapet kerja. Kalo menurut ibu sih, farmasi bagus dek.” And
now, I realize that all things that I dream is not always give good effects for
my life. I must be knew that my parents dream is always the best for my future.
So, I just wanna say to you all guys, Always believe that your parents
choose for you is the best for you, because they always think about the
weakness or the goodness of it.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar